06 Desember 2010

CIPTA

Cipta biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang baru dan belum pernah ada sebelumnya, sehingga muncullah kata mencipta dan pencipta, meskipun kadang tidak sepenuhnya yang tercipta itu betul-betul baru. Cipta di sini mungkin cukup jelas dikaitkan dengan pikiran, gagasan, analisis, dll.

Cipta juga biasanya dikaitkan dengan hati-perasaan-jiwa sehingga selalu kita dengar ucapan mengheningkan cipta ketika kita mengikuti upacara bendera pada peringatan hari kemerdekaan tgl 17 Agustus. Dan cipta di sini membingungkan karena apa yang seharusnya diheningkan: perasaan, jiwa, hati ? Pada saat mengheningkan cipta, kita mungkin justru tidak bisa hening karena saya mendoakan arwah para pahlawan yang benar-benar pahlawan untuk bangsa ini, dan artinya pikiran-hati-perasaan saya tidak hening. Dan bisa jadi kebingungan itu semakin menjadi ketika semakin mencari tahu apa sebenarnya maksud dari cipta. Kamus bahasa Indonesia menunjukkan satu hal dari kata dasar cita sebagai asal kata cipta yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan arti lain yaitu angan-angan yang kreatif.

Lalu, apa sebenarnya pengertian cipta dalam hidup kita? Apakah hanya terkait membuat sesuatu yang baru atau tentang angan-angan saja? Apakah kalau kita tidak atau belum mampu mencipta, kita menjadi orang yang sia-sia selama hidup kita? Lalu, apakah ketika kita berangan-angan setinggi langit, kita bisa disebut sebagai manusia yang penuh cipta? Mencipta yang bagaimana itu lah masalahnya. Kalau kita menciptakan sesuatu yang baik pantaslah kita mendapatkan kebahagiaan batin, tapi kalau yang buruk yang kita ciptakan maka sengsara lah yang akan kita buat sekaligus yang kita rasakan baik kepada diri sendiri atau terhadap makhluk lain.

Cipta sebagai angan-angan yang kreatif, sebagai olah pikir, sebenarnya adalalah bentuk kasar dari keberadaan cipta yang lebih dalam. Cipta ini, yang pada hakikatnya sebagai hati-perasaan-jiwa, sebenarnya berkaitan dengan membuat sesuatu yang baru dan bermakna secara batiniah. Mengheningkan cipta - ngeningke batin-budi-rasa, adalah menyiapakan diri secara spiritual untuk menciptakan kesadaran baru dalam hidup kita. Mengheningkan cipta munkin bisa dimengerti sebagai menghentikan semua angan-angan kreatif, dan membiarkan hati-perasaan-jiwa sendiri yang menjelalah batin kita untuk menemui Sang Pencipta Sejati, guru sejati manusia. Menghentikan bukanlah berarti tidak memakai hati-perasaan-jiwa lagi sebagai pemberian Sang Pencipta, tapi lebih pada membiarkan hati-perasaan-jiwa dikuasai sepenuhnya oleh keberadaan Sang Pencipta dalam batin kita dan tidak lagi memikirkan masa lalu dan masa depan, membiarkan batin pada keadaan kosong yang sebenarnya sangat penuh dengan daya cipta dan kebenaran kesadaran sejati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMNETAR APA SAJA, BEBAS KOK!