01 Februari 2011

URIP

Urip adalah hidup. Semua barang di dunia yang bernyawa dan bergerak disebut hidup, manusia, tumbuhan, binatang. Angin juga bergerak, bumi juga bergerak, tapi apakah mereka juga bisa disebut makhluk hidup meskipun tidak bernyawa ? Binatang, pohon, manusia punya energi dan itu bisa jadi disebut energi hidup, lalu apakah angin dan bumi yang juga punya energi bisa disebut hidup?

Lalu apa dan bagaimanakah sebenarnya hidup itu? Dari manakah hidup itu? Biasanya kita melihat hidup hanya dari sisi bernyawa atau tidaknya suatu barang, bukan dari gerak semata. Meja pasti tidak memiliki hidup meskipun dulu berasal dari pohon yang hidup meskipun saat ini meja mungkin masih memiliki energi, apa pun bentuknya. Meja setidaknya memberi "rasa hidup" lewat panca indra mata, dan juga melahirkan kenyamanan kepada kita melalui fungsinya dalam keseharian kita.


Merapi yang menggemuruh dan kita pikir membawa bencana, juga tidak bisa disebut benda hidup meskipun mengeluarkan lahar yang memberi hidup kepada petani, kepada kita lewat hasil panennya, dan terutama kepada hati manusia Jawa di sekitanya. Energi dari bumi yang keluar dalam bentuk lahar adalah tanda bahwa bumi hidup dan bergerak dinamis, dan untuk itu bahkan dihormati oleh manusia Jawa sebagai bagian dari alam yang selalu hidup. Lahar yang dingin pada akhirnya akan memberi hidup kepada padi, sayuran, buah yang makhluk hidup lain bisa rasakan sebagai berkah


Angin juga mengalirkan hidup melalui udara yang kita dan binatang hirup, juga yang pohon hisap sebagai bahan utama kehidupan. Tanpa udara, siapa bisa bertahan meskipun kita bisa makan dan minum sebanyak yang kita mau? Memang benar angin kadang membawa bencana juga dan kita hanya mengingat bencana yang kita rasakan karena berakibat kepada kemalangan dan melupakan bahwa kita sering menyia-nyiakan angin yang memberi kesejukan lahir dan batin, angin yang memberi hidup. Di dalam air pun ada udara yang kita perlukan meskipun barangkali kita tidak sadar bahwa udara ada di sana dan juga kita bahkan sering merendahkan air sebagai "alat pemenuh keakuan kita"


Mungkin kita hanya tidak sadar bahwa meja, gunung merapi, angin sebenarnya memiliki hidup dalam arti yang berbeda dan sekaligus memberi hidup kepada benda yang lain. Dan barangkali kita juga lupa bahwa semua yang ada di alam semesta itu adalah hidup dari "sang hidup" sendiri dalam segala bentuk dan perwujudannya. Semua yang hadir di bumi sebenarnya menunjukkan bahwa " sang hidup" ada di dalam kita dan kita juga ada di dalam "sang hidup".


suara, cipta, rasa, urip






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMNETAR APA SAJA, BEBAS KOK!